Liga 1 Belum Bergulir, Piala Menpora Dianggap Turnamen Sia-Sia

Pelatih Persib Bandung Robert Rene Alberts menilai pelaksanaan turnamen pramusim Piala Menpora 2021 tidak menghasilkan apapun dalam hal pemberian izin Liga 1 2021/22 daripada pemerintah maupun kepolisian.
Piala Menpora digelar pada 21 Maret sampai-sampai 25 April dengan tujuan bagi membuktikan pelaksanaan kompetisi tetap berlangsung aman, meski dilakukan di tengah pandemi virus Corona.
Apalagi turnamen itu digelar di saat tim belum melakukan persiapan secara mentok. Hanya saja, beberapa tim akhirnya bersedia tampil, karena disebut atas memengaruhi perizinan. Pihak kepolisian pun akhirnya mengeluarkan izin, karena Piala Menpora berjalan atas aman tanpa ada kasus.
PSSI memakai PT Liga Indonesia Baru (LIB) pun memutuskan kick-off Liga 1 2021/22 dilakukan pada 9 Juli. Tapi, meroketnya kasus pandemi COVID-19 antara Indonesia melahirkan pemerintah mengeluarkan kebijakan Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat antara Pulau Jawa memakai Bali, setenggat kompetisi diundur ke 20 Agustus.
Robert Alberts menyebutkan, pemain menyertai tim sebetulnya sudah sangat siap menjalani kompetisi dari awal Juli. Namun kini mereka saja pasrah menungggu kepastian daripada pemerintah maupun PSSI.
“Kami sudah melakukan semuanya supaya bisa bermain lagi. Kami bermain di Piala Menpora yang mana kami terpaksa untuk mengikuti itu, karena turnamen itu untuk mendapat izin kepolisian” ujar Robert Alberts dikutip laman Simamaung.
“Itu sampai sekarang belum terjadi. Jadi pertanyaan adinya adalah kenapa kami belum bisa bermain antara liga?”
“Kami mesti melihat seluruh situasi yang ada di Indonesia, dan kami terus menerus menanyakan perperbincanganan yang sama: ‘Kenapa kami tidak bisa bermain sepakbola sebagaimana negara lain?’. Tidak ada yang bisa memberi perlawananan tepat, dan itu akan terus menjabat perperbincanganan.”
Juru taktik asal Belanda ini mencontohkan sejumlah negara antara daerah Asia Tenggara yang tetap menggulirkan kompetisi, meski pandemi COVID-19 mengalami peningkatan drastis.
“Contoh bagusnya yaitu negara televel, Malaysia. Ketika kasus COVID-19 sedang adiluhung, lockdown total, sepakbola profesional di sana tetap bergulir. Klub tetap bisa berlatih, tetap bermain. Semua agak layak tetap mengikuti protokol kesehatan beserta prosedur kesejumlah tan,” papar Robert Alberts.